Berdiri ku pada cermin itu
menatap lekat2 wajah itu
apakah itu aku?
masa lalu itu begitu nyata
ajariku banyak hal
berikanku sejuta asa
Kembali Pada-Mu
Lamunanku
Sahabat Ku
jika ditanya seperti apa dirimu
aku akan merasa kesulitan berkata
entah seperti apa dirimu
aku akan terus merasa kesulitan
kau datang bagai pelangi
indah dibalik angkuhnya sang hujan
memberi warna warni
penuh makna nan menawan
aku akan merasa kesulitan berkata
entah seperti apa dirimu
aku akan terus merasa kesulitan
kau datang bagai pelangi
indah dibalik angkuhnya sang hujan
memberi warna warni
penuh makna nan menawan
Kala Mentari Pagi Menggoda
Akhir Sebuah Perjalanan
Tapaki krikil yang ada
Tanpa perduli luka
Tanpa perduli duka
Kelam
Kelam itu nampak jelas
Suram itu menghadang
Hadangan tanpa henti
Di Batas Senja
Sesat Ku
Terbang melayang bagai buih
Mati dan menghilang
Terombang ambing kebisuan
Menanti saat kepalsuan
Mati dan menghilang
Terombang ambing kebisuan
Menanti saat kepalsuan
Harap Ku
Satu pintu yang sederhana
Tak ada ukiran maupun corak
Hanya satu... sederhana saja
Yah, begitu sederhana
G A L A U
Menyisir tiap butir halusnya pasir di tepian
Karang-karang terpaku sapuan lembut sang ombak
Bertahan kuat tak terkalahkan
Sinar itu muncul kembali
Menatap lekat sang musafir
Tak terasa tetesan peluh
Diam tanpa gemuruh
Kabut Tebal Di Atas Cinta
Terbang,,,,terbangkan anganku jauh tinggi
Melayang bersama burung ceria pagi
Hembus angin rekahkan senyumku
Tanpa sadarku telah terbuai
Bahagia,,,bahagia yang hanya kurasa
Bak menatap pelangi di sore senja
Jingga mega menambah indah panorama
Tanpa sadar ku telah terbuai
Nyanyian Rindu
Tampak di langit jingga kemerahan
Di sambut dengan cahaya bulan
Di sambut dengan cahaya bulan
Pancarkan indah bagi sang malam
Semilir angin sejukkan raga
Menerpa kalbu di dalam jiwa
Semilir angin sejukkan raga
Menerpa kalbu di dalam jiwa
Terbawa aku pada perasaan
Titisan rindu dalam kesendirian
Titisan rindu dalam kesendirian
Langganan:
Postingan (Atom)